I. PEMBUKAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi.
1. Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Syiar Islam ADDA’WAH dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung yang telah mengundang saya dalam acara ini.
II. INDONESIA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI UMMAT
2. Pembangunan ekonomi yang kita jalankan saat ini sudah berhasil meperbaiki kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari:
a. Angka pengangguran yang terus menurun: 11,24% di 2005, turun menjadi 6,32% di 2012.
b. Angka kemiskinan yang terus menurun: 17,75 % di 2005, turun menjadi 11,96% di 2012.
c. PDB per capita yang terus meningkat: US$ 1318 di 2005, naik menjadi US$ 3542,9 di 2011.
3. Artinya, Indonesia sudah berada pada arah yang benar. Program pembangunan yang dijalankan sudah benar-benar memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, dan terhadap kemakmuran masyarakat Indonesia.
4. Namun, kita menyadari bahwa masih ada yang harus diperbaiki.
Misalnya, walaupun angka kemiskinan sudah turun dengan tajam, di tahun 2012 masih ada sekitar 29,13 juta orang Indonesia yang masih hidup dalam kemiskinan. Kita harus terus berpaya mengurangi penduduk Indonesia yang hidup dalam kemiskinan.
5. Kita sekarang menyadari bahwa sistem ekonomi barat ternyata tidak sesempurna seperti yang kita duga sebelumnya.
Krisis keuangan di Amerika Serikat pada tahun 2008 yang dipicu oleh sistem keuangan yang sangat mengandalkan riba mengakibatkan kebangkrutan perusahaan perusahaan besar yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Hingga kini dunia masih belum pulih dari dampak negatif krisis keuangan Amerika Serikat, dimana perekonomian Eropa masih berada dalam keadaan yang buruk.
Saat ini krisis surat utang di Yunani telah merambat ke negara-negara Eropa lainnya. Hal ini semakin memperlihatkan bahwa ekonomi yang berbasis riba ternyata memiliki banyak kelemahan.
Keadaan perekonomian dunia saat ini masih rentan, dan berada di tepi jurang keterpurukan yang amat dalam.
6. Dunia memerlukan pendekatan-pendekatan pembangunan ekonomi yang baru.
Pendekatan ekonomi Islam merupakan alternatif yang amat menjanjikan. Karena itu, tidaklah mengherankan bila kita melihat saat ini umat Islam di seluruh dunia tengah membangun fondasi ekonomi Syariah yang kuat.
7. Umat Islam Indonesia memiliki potensi yang amat besar untuk menjadi pelopor dan pusat ekonomi syariah dunia. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
8. Indonesia sudah membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong berkembangnya industri keuangan syariah.
Hasilnya pun sangat menjanjikan. Hal ini bisa dilihat dari aset perbankan syariah secara keseluruhan (Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah) selama 2011 mencatatkan pertumbuhan 49% dengan total asset Rp149 triliun. Aset tersebut sekitar 4% dari total aset perbankan nasional.
9. Berkembangnya perbankan syariah telah dan akan terus mendukung bertumbuhnya industri keuangan syariah lainya seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, multifinance syariah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
10. Koperasi syariah mengalami perkembangan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir:
Hingga akhir April 2012, jumlah Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah (KJKS/UJKS) primer secara keseluruhan sebanyak 2.362 buah dengan tingkat nasional sebanyak 85 buah, tingkat propinsi sebanyak 189 buah dan tingkat kabupaten/kota sebanyak 2.088 buah.
Jumlah anggota KJKS/ UJKS mencapai 232.558 orang pada April 2012. Sementara jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp. 1,64 triliun. Sedangkan jumlah simpanan yang diterima sebanyak Rp. 1,45 triliun. Aset KJKS dan UJKS mencapai Rp. 2,42 triliun.
11. Mengingat saat ini aset industri keuangan syariah baru 4% dari aset perbankan nasional, ruang bagi industri keuangan syariah untuk berkembang masih terbuka lebar.
Untuk itu, kita harus terus mengembangkan sistem keuangan mikro yang baik, utamanya yang berbasiskan islam. Sistem keuangan mikro yang baik, yang didukung oleh jumlah penduduk muslim yang besar, akan membuat Indonesia tumbuh menjadi pelopor di dunia dalam gerakan pemberantasan kemiskinan berbasis ajaran Islam. Kita harus memanfaatkan secara optimal potensi yang kita miliki ini.
III. EKONOMI UMMAT BERBASIS MASJID
12. Penguatan Ekonomi Ummat Berbasis Masjid adalah salah satu upaya yang amat positif untuk mengembangkan industri keuangan berbasis syariah, sekaligus untuk mengurangi kemiskinan di kalangan umat Islam. Menurut Kemenag RI pada tahun 2010 ada sebanyak 643.843 mesjid di Indonesia. Jika setiap masjid terdapat koperasi syariah, atau paling tidak terdapat wadah yang dapat pendukung pertumbuhan perekonomian umat, maka dampaknya terhadap pengurangan kemiskinan dan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional akan amat signifikan.
13. Koperasi Syariah memiliki sisi kekuatan yang perlu terus dioptimalkan manfaatnya:
a. mandiri dan mengakar di masyarakat
b. bentuk organisasinya sederhana
c. sistem dan prosedur pembiayaan mudah
d. memiliki jangkauan pelayanan kepada pengusaha mikro.
14. Namun, Koperasi Syariah memiliki kelemahan, yaitu:
a. skala usaha kecil
b. permodalan terbatas
c. sumber daya manusia lemah
d. sistem dan prosedur belum baku.
15. Untuk mengurangi keterbatasan karena kelemahan-kelemahan koperasi syariah, dan untuk membuat gerakan Penguatan Ekonomi Ummat Berbasis Masjid dapat lebih berhasil, gerakan ini dapat mengikuti/memanfaatkan program-program pemerintah yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi berbasis Islam, antara lain:
a) Memanfaatkan secara optimal gerakan kewirausahaan nasional yang dicanangkan pemerintah.
b) Untuk mengembangkan Koperasi Syariah, Pemerintah mentargetkan pada 2015 mayoritas pengelola koperasi simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan syariah memiliki sertifikasi kompetensi sebagai wujud dari profesioanalisme pengelolaan jasa keuangan koperasi.
Pengelola koperasi simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan syariah (KSP/KJKS) harus bersertifikasi agar reputasinya bisa sejajar dengan lembaga keuangan perbankan.
c) Pemerintah mendorong Koperasi Syariah menggarap sumber pendanaan masyarakat seperti ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf).
Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100 triliun. Sementara wakaf mencapai nilai minimal Rp. 3 triliun. Pendayagunaan ZISWAF sangat strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui usaha mikro.
d) Selain itu, untuk memperkuat modal kerjanya Koperasi Syariah dapat menjadi lembaga linkage penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Sebagai lembaga linkage, Koperasi syariah dapat memperoleh pinjaman maksimal sebanyak Rp. 2 miliar melalui skema lembaga linkage executing. Bunga KUR untuk pinjaman ini sebesar 13% efektif.
Untuk selanjutnya pinjaman ini dapat disalurkan kepada pengusaha mikro dengan bunga setinggi-tingginya 22%.
16. Koperasi Syariah berpotensi besar mendukung pencapaian target penyaluran KUR.
Pada tahun 2012 ini target penyaluran KUR telah ditetapkan sebesar Rp 30 trilyun. Selama periode Januari–Juni 2012 penyaluran KUR sudah mencapai Rp 15,5 trilyun dengan jumlah debitur sebesar 916.704, optimis target penyaluran tahun 2012 dapat dicapai.
17. Secara akumulatif, penyaluran KUR sejak tahun 2007 hingga bulan Juni 2012 sebesar Rp 78,9 trilyun dengan jumlah debitur sebesar 6,6 juta. Dengan dukungan Koperasi Syariah sebagai lembaga Linkage, akumulasi penyaluran KUR akan meningkat.
18. Guna menunjang penyaluran KUR, pada awal Semester I-2012, telah ditetapkan penambahan 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan BNI Syariah sebagai Bank Pelaksana KUR. Dengan demikian, seluruh BPD sebanyak 26 buah sudah sepenuhnya menjadi bank pelaksana KUR. Jumlah bank pelaksana KUR saat ini mencapai 34 buah.
Selain itu, telah ditetapkan pula 2 Perusahaan Penjaminan Daerah, yaitu: (1) Perusahaan Penjaminan Daerah Jawa Timur, dan (2) Perusahaan Penjaminan Daerah Bali sebagai perusahaan penjamin KUR, selain Askrindo dan Jamkrindo.
IV. PENUTUP
19. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Syiar Islam ADDA’WAH dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bersilaturahmi dan memberikan sumbang saran pada acara Pencanangan Gerakan Koperasi Syariah berbasis Masjid ini.
20. Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Karakter islam harus tampak dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
21. Semoga Gerakan Koperasi Syariah berbasis Masjid ini dapat memperkuat karakter Islam dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bandung, 22 Juli 2012
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
M. HATTA RAJASA
- See more at: http://hatta-rajasa.info/read/1141/talkshow-ekonomi-syariah-penguatan-ekonomi-ummat-berbasis-masjid-suatu-upaya-membangun-ekonomi-indonesia-yang-berkarakter#sthash.bZ1WuFmg.dpuf
By. Admin LPPEKOP from http://hatta-rajasa.info/read/1141/talkshow-ekonomi-syariah-penguatan-ekonomi-ummat-berbasis-masjid-suatu-upaya-membangun-ekonomi-indonesia-yang-berkarakter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar